Ketika anda ada sakit di pinggang, kebanyakan orang menganggap bahwa ada luka atau iritasi di pinggang anda. Di kebanyakan kasus, masalah di pinggang biasa di sebabkan oleh cedera atau iritasi pada struktur-struktur di pinggang. Tetapi, beda halnya untuk Ms.M. Beliau sudah menerima pengeobatan dari lebih dari 5 fisioterapis yang berbeda selama 6 bulan, dan alhasil tidak ada perubahan yang signifikan pada kondisinya pinggangnya. Ia sudah menerima soft tissue release, sudah melakukan exercise, stretching, latihan beban, tapi tidak ada yang membantu meredakan rasa sakitnya.
Dalam studi kasus ini, saya akan memberilkan sebuah penjelasan tentang mengapa terkadang, sakit pinggang bisa merupakan sebuah kasus yang kompleks. Semoga studi kasus ini bisa memberikan pencerahan pada kalian bahwa ada banyak faktor yang mempengaruhi kondisi pinggang seseorang.
Latar Belakang
Ms.M adalah seorang wanita berusia 45 tahun, dimana 7 bulan lalu, pinggangnya tiba-tiba merasakan nyeri ketika ia bangun tidur. Ketika ia datang ke kami, ia menuliskan segala jenis terapi yang sudah pernah dia lakukan dengan fisioterapis lain. Beliau merasa sangat frustasi, karena tidak ada terapi yang bisa mengurangi rasa sakit yang ia rasakan. Pada awalnya, nyerinya tidak terlalu parah. Namun hari demi hari, kondisinya semakin parah dan mengganggu tidurnya.
Beliau adalah seseorang yang aktif sebelum cedera ini terjadi. Ia melakukan strength training 2-3x seminggu dan juga berlari sejauh 5km 3-4x seminggu. Tidak ada yang berubah dalam kesehariannya sebelum cedera ini terjadi, dan juga tidak ada trauma atau kejadian tertentu yang membuat pinggangnya cedera.
Pemeriksaan dan segala jenis rongsen sudah beliau lakukan (xray, ultrasound, mri), namun hasilnya negatif, tidak ada yang salah dengan struktur pinggang beliau. Tidak ada gerakan yang nyaman bagi beliau, semua gerakan sakit. Duduk sakit, berdiri sakit, ia sudah hampir menyerah dengan kondisi ini.
Analisis
Sekilas, ketika kita melihat dari segi biologi, tidak ada yang salah dari pinggang beliau, tidak ada hal yang “rusak” atau “terluka”, namun kenapa bisa beliau merasakan sakit? Mari kita bahas
Kebanyakan orang menganggap bahwa rasa sakit itu disebabkan oleh adanya luka atau iritasi pada suatu bagian tubuh. Tetapi, ini tidak sepenuhnya benar, karena rasa sakit itu dipengaruhi oleh banyak hal, bukan hanya intensitas atau besar luka yang ada. Rasa sakit bisa dipengaruhi oleh stress, emosi negative, kurangnya tidur, kurangnya interaksi social, dan masih banyak lagi. Satu hal penting yang kebanyakan fisioterapis lain lewatkan adalah, kondisi mental dan social Ms.M.
Setelah saya tanyakan kepada beliau bagaimana level stress dia semenjak cedera, ia menjawab banyak hal-hal yang terjadi yang membuat ia stress dari 6 bulan lalu.
Pertama-tama, anaknya yang paling muda, mengalami kecelakaan kendaraan bermotor dan ia harus merawatnya setiap hari sampai sekarang. Kemudian, belakangan ini level stress pekerjaan bertambah akibat virus corona, dan hampir setiap hari ia stress mengurus pekerjaan. Lalu, ditambah lagi dengan sakit pinggang yang tidak sembuh-sembuh, dan ia takut sakit pinggang ini bisa membuat dia lumpuh atau tidak bisa jalan lagi.
Hipotesa
Mendengar kondisi emosi, stress dan social Ms.M yang sedang kurang langusung mengingatkan saya pada suatu konsep yang dinamakan BioPsychoSocial model dari sistem kesehatan. Artinya adalah, kondisi sakit seseorang itu dipengaruhi oleh 3 faktor utama
Bio= Biologi / Struktur tubuh
Psyhco= Psikologi seseorang
Social= Lingkungan social seperti keluarga dan teman
Jadi, sakit yang diderita seseorang, bukan hanya berasal dari intensitas dan besar lukanya saja. Tetapi, juga dipengaruhi oleh kondisi mental dan social mereka, dimana ini sangat relevant untuk Ms.M
Tentu mungkin ada cedera pada pinggangnya Ms.M, faktor Biologi juga ada pengaruhnya. Tetapi hal yang membuat kondisinya semakin parah dan tidak sembuh-sembuh adalah stress pekerjaannya dan juga kondisi anaknya yang sedang tidak baik. Yang selama ini para fisioterapis lain lakukan adalah hanya memperhatikan dan mengobati faktor biologi, tanpa memperhatikan faktor PsychoSocial dari Ms.M.
Metode Pengobatan
Hal penting yang saya berikan dan lakukan untuk Ms.M adalah mendengarkan semua kekhawatiran Ms.M akan kondisinya akan anaknya, dan memberikan keyakinan bahwa kondisi pinggangnya akan membaik. Saya menjelaskan akan pengaruh dari kondisi mental dan social seseorang terhadap rasa sakit yang ia rasakan, dan terkadang, cara paling utama untuk mengurangi rasa sakit adalah dengan “let go” dan tidak terlalu mengkhawatirkan dan overthinking akan suatu masalah.
Selama ini Ms.M beranggapan bahwa ada sesuatu yang luka atau cedera di pinggangnya, yang membuat ia terus menerus mencari jawaban dan mencari cara menyembuhkan “luka” tersebut. Tetapi, studi-studi dan fakta mengatakan bahwa, jika suatu kondisi itu bertahan lebih dari 3 bulan, masalah utamanya bukan di lukanya lagi, tetapi lebih ke pemikiran dan mindset kita terhadap cedera. Kebanyakan luka dan cedera akan sembuh dalam waktu 3-12 minggu, dan ketika rasa sakit pasien belum berkurang, yang harus kita target bukanlah Biologi, melainkan Psycho dan Social mereka.
Mendengar hal ini, kami berbicara panjang lebar tentang rasa sakit dan cedera. Mengubah cara pandang dan cara pikir seseorang tidaklah mudah, namun Ms.M setuju untuk mencoba tips-tips yang saya ajarkan, terutama untuk melakukan Mindfullness meditasi ketika ia sedang merasakan sakit pinggang dan stress.
Mindfullness meditasi merupakan suatu metode meditasi yang bertujuan untuk memfokuskan pemikiran pada kondisi saat ini, dan bertujuan untuk mengurangi stress dan rasa khawatir. Ada banyak sekali cara melakukan mindfulness meditasi, dan saya menyarankan Ms.M untuk melakukan meditasi ini selama 5 menit ketika ia stress dan setiap malam, dimana ia memfokuskan perhatian pada pernafasan dan pada suara musik (untuk info lebih lanjut, bisa membuka www.mindful.org).
Singkat cerita, dengan mengubah cara pikir dan faktor pemikiran, Ms.M bisa sembuh dalam waktu 1 bulan terapi. Hampir semua sesinya itu merupakan edukasi dan konversasi dimana saya dan Ms.M berusaha untuk membicarakan semua kekhawatirannya, semua stressnya, semua pemikiran negatifnya, dan berusaha untuk mencarikan jalan keluar dan solusinya.
Kesimpulan
Pesannya untuk para pembaca blog ini adalah, rasa sakit itu dipengaruhi oleh banyak hal, tidak cuman berasal dari intensitas atau besarnya luka saja. Tetapi, juga dipengaruhi oleh kondisi emosi, mental dan social seseorang.