Prelude
Cedera pada musisi merupakan hal yang kurang awam kita dengar. Istilah cedera hampir selalu bersinonim dengan sebuah insiden seperti jatuh atau kecelakaan. Bahkan sering kali kita mengasosiasikan cedera dengan olah raga. Sewaktu kuliahpun, final project saya untuk menganalisa resiko cedera pemain drum ditolak secara halus oleh dosen saya dengan alasan: “Musisi? Mana mungkin mereka cedera?”. Pada waktu itu saya hanya bisa angguk-angguk sambil menggerutu saat bersepeda pulang. Rasa penasaran itu terus menghantui hingga detik ini.
Chorus
Seorang sahabat kecil saya bernama BB adalah seorang gitaris klasik yang melanjutkan studinya ke konservatorium di Italia. Ia telah bermain sejak usia dini dan kian tekun dengan hobinya. Rata-rata pemain gitar klasik seperti Barrios, Tarrega, maupun John Williams memiliki postur yang sama. BB sudah punya postur itu sejak mulai main. Sayangnya, apabila teknik itu dijalankan potensi untuk terkena overuse injury semakin tinggi.
Sejak Desember 2014 hingga Maret 2015 ia mengalami cedera pada jempol kanannya. Rasa sakit itu kian terasa apabila ia memetik senar atas (nomer 4, 5, dan 6). Petikan itu menjadi lemah namun ia mengadaptasikannya dengan memajukan tanganya ke depan. Sehingga di postur ini Ibu jari-nya bergerak vertika secara paksa dari pergelangan tangan. Perlu diingat, ia berlatih 4-8 jam per harinya, 7 hari seminggu, dan selama 4 tahun kuliah, atau kurang lebih seumur hidupnya. Bagaikan pelari marathon yang berlatih untuk mencapai sub 2 hour; BB berlatih untuk alasan yang sama yaitu menjadi yang terbaik. Akibatnya, ia terdiagnosa dengan overuse injury.
Kami bercengkrama via telefon karena cedera ini masih ada di belakang kepala saya sejak bertahun-tahun. Kondisi ini belum kunjung sembuh. Ia sudah menjalankan beberapa sesi fisioterapi di Italia maupun di Jakarta. Ultrasound therapy, deep tissue release, taping, bahkan latihan penguatan otot sudah dilaksanakan. Belum ada hasil.
Dinamika lagu menjadi terganggu, Deskripsi musik tertulis secara gamblang dan akurat. Lagu seperti Asturias karya Isaac Albeniz misalnya—jari jemari sang gitaris diminta untuk “berlari sprint” di 90 detik pertama dengan tanda lagu Pianissimo (pp), yang artinya sangat lembut. Tak lupa dengan crescendo dan decrescendo yang mengayun. Jari terus bergerak penuh dengan perubahan volume suara, kecepatan, dan presisi. Untuk BB, Ibu jari terus bergerak naik turun karena di lagu ini ia akan menggunakan senar atas tersebut sebagai melody utama. Wajar, apabila overuse injury tersebut terjadi.
Coda
Apa yang kira-kira terjadi? Tendon kita merupakan pengait otot ke tulang yang mampu menahan daya tarik tinggi. Aliran darah di struktur ini lebih rendah dari otot. Literatur mengungkapkan sirkulasi bisa ditingkatkan apabila aktivitas fisik meningkat. Selain itu, tendon juga memiliki jaringan saraf yang banyak. Sehingga, fungsinya sangatlah penting untuk propriosepsi (posisi badan) dan nosisepsi (rasa sakit). Pertemuan antara otot dan tendon disebut sebagai Myotendon Junction atau MTJ. Diposisi inilah tension pada suatu tugas meninggi dan sering kali terjadi luka. Pada cedera overuse yang dirasakan BB, lokasinya berada disini.
Setelah kontak kami yang lalu, BB belum mendapatkan gairah bermusiknya lagi. Tetapi cedera ini masih ada pula di benaknya. Pesan terakhir kami adalah untuk mencoba memodifikasi teknik bermainnya dengan meletakkan tangannya kesamping, dan lebih horizontal. Dengan ini harapannya adalah untuk aktivasi otot adductor pollicis secara utuh. Apakah cedera ini dikategorikan sebagai De Quervain’s Syndrome? Mungkin. Bagaimana menurut kamu? Tulis komentar anda di kolom komentar di bawah!